Materi di alam sangat beragam jenisnya. Ahli kimia menggolongkannya menjadi beberapa golongan materi, sebagaimana diperlihatkan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagan penggolongan materi
Seperti tampak pada gambar 2.1, materi pertama-tama dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni zat murni atau zat tunggal (lebih umum disebut zat) dan campuran. Zat adalah materi yang seluruh bagiannya mempunyai sifat dan susunan sama. Tembaga, soda kue, natrium klorida (garam dapur), besi, air, adalah beberapa contoh zat. Semua bagian dari air (yang murni) mempunyai sifat sama dan jika dianalisis secara kimia mengandung hidrogen dan oksigen dengan perbandingan massatertentu, yakni 1:8. Lebih lanjut zat digolongkan menjadi unsur dan senyawa. Unsur adalah zat yang paling sederhana. Unsur tidak dapat diuraikan melalui reaksi kimia menjadi zat lain yang lebih sederhana. Sampai saat ini telah dikenal 108 unsur. Sembilan puluh dua di antaranya merupakan unsur alam sedangkan sisanya merupakan unsur sintetis (buatan manusia). Contoh unsur alam adalah besi, emas, belerang, karbon, oksigen, dan nitrogen, sedangkan contoh unsur sintetis adalah curium, nobelium, amerisium, dan einstenium. Sebagian besar unsur merupakan logam, contohnya emas, besi, platina, tembaga, nikel, alumunium, titanium, dan natrium. Logam bersifat mengkilap dan menghantarkan panas serta listrik. Contoh unsur bukan logam adalah oksigen, hidrogen, nitrogen, belerang, fosfor dan yod. Di alam sebagian besar unsur tidak berada dalam keadaan bebas sebagai unsurnya, melainkan bergabung secara kimia membentuk senyawanya. Sebagai contoh, besi terdapat pada kulit bumi sebagai oksidanya (hasil persenyawaan besi dan oksigen) dalam bijih besi. Hanya beberapa unsur yang terdapat dalam keadaan bebas sebagai unsurnya, contohnya emas dan belerang dalam tanah dan oksigen, nitrogen serta gas-gas mulia (helium, neon, argon, dan ksenon) dalam udara.
Senyawa dalah zat hasil persenyawaan dua atau lebih unsur. Melalui reaksi kimia dapat diuraikan menjadi unsur-unsur pembentuknya kembali. Air, natrium klorida (garam dapur), etanol (di apotek disebut alkohol), dan sukrosa (gula tebu), adalah beberapa contoh senyawa. Senyawa mempunyai sifat berlainan dengan sifat unsur-unsur pembentuknya. Natrium klorida yang kita gunakan sebagai bumbu masakah sifatnya sama sekali berbeda dengan unsur-unsur pembentuknya, yaitu natrium (logam yang mudah bereaksi) dan klor (gas beracun). Dengan mengalirkan arus listrik ke dalam lelehan natrium klorida kita dapat menguraikan senyawa itu menjadi unsur-unsur pembentuknya kembali, yakni natrium dan klor.
Natrium Klorida → Natrium + Klor
Senyawa reaksi kimia unsur unsur
Sifat penting senyawa adalah mempunyai susunan tetap. Artinya, perbandingan massaunsur-unsur pembentuknya dalam senyawa adalah tetap. Dikemukakan oleh Joseph Proust (Ahli Kimia bangsa Perancis) pada tahun 1808 bahwa senyawa mengikuti Hukum Perbandingan Tetap: Perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa selalu tetap sekalipun dibentuk dengan cara-cara berbeda. Sebagai contoh, air dapat diperoleh dari pemurnian air tanah, air laut, atau dibuat dari pembakaran gas hidrogen. Bagaimanapun air murni diperoleh, bila dianalisis secara kimia, mengandung hidrogen dan oksigen dengan perbandinganmassa 11,2% hidrogen dan 88,8% oksigen. Demikian pula halnya dengan senyawa yang dinamakan sukrosa (gula tebu). Sesungguhnya sukrosa bukan hanya diperoleh dari tebu, melainkan juga dari bit. Sekalipun sukrosa diperoleh dari bahanbaku berlainan, selalu mengandung 42,1%massa karbon, 6,5%massa hidrogen, dan 51,4%massa oksigen.
Campuran merupakan materi yang terdiri atas dua zat atau lebih. Campuran dapat bersifat homogen (serbasama) atau heterogen (serbaneka). Dalam campuran homogen, zat-zat pembentuk campuran tidak dapat dibedakan. Kita tidak dapat membedakan mana gula dan mana air dalam air gula. Campuran homogen lebih umum disebut larutan. Air gula dalam kimia lebih umum disebut larutan gula. Campuran air dan garam (air garam) lebih umum kita sebut larutan garam. Kita masih dapat membedakan zat-zat pembentuk campuran heterogen. Campuran pasir dan kapur termasuk campuran heterogen karena kita masih dapat membedakan mana butiran pasir dan mana bubuk kapur dalam campuran itu. Air lumpur tergolong campuran heterogen pula, karena kita masih dapat membedakan butiran-butiran lumpur dari air dalam campuran itu.
Sifat khas campuran adalah susunannya yang dapat beraneka. Dalam segelas larutan gula dapat terlarut satu sendok, satu setengah sendok, dua sendok gula pasir, dan seterusnya. Sifat zat-zat pembentuk campuran masih tampak pada campuran yang dibentuknya. Manisnya gula tebu masih terasa dalam air gula. Zat-zat pembentuk campuran dapat dipisahkan secara fisis (bukan melalui reaksi kimia). Garam dapur diperoleh dari air laut dengan cara memanaskan air laut dalam tambak dengan sinar matahari. Pemanasan menyebabkan air menguap sehingga air laut makin lama makin pekat, sampai pada titik jenuhnya garam dapur mulai mengkristal. Gula tebu diperoleh dari air tebu juga melalui pemanasan air tebu sampai gula tebu mengkristal. Cara pemisahan zat-zat pembentuk campuran dengan cara itu disebut cara kristalisasi. Distilasi (penyulingan), penyaringan, dan kromatografi adalah beberapa campuran umum untuk memisahkan zat-zat dari campurannya.
Distilasi adalah cara pemisahan zat-zat cair berdasarkan perbedaan titik didih. Minyak bumi dipisah-pisahkan melalui distilasi menjadi fraksi-fraksi yang kita kenal sebagai bensin, kerosin (minyak tanah), solar (minyak diesel), minyak pelumas, parafin dan banyak fraksi lainya. Campuran heterogen cairan dan padatan dapat dipisahkan dengan penyaringan. Pada tahap penghilangan lumpur halus dari air sungai dalam penjernihan air di perkotaan dilakukan penyaringan dengan saringan pasir. Di laboratorium kimia penyaringan dilakukan dengan menggunakan kertas saring. Untuk keperluan analisis kimia, pemisahan zat-zat padat dari campurannya dalam jumlah sedikit dilakukan dengan cara kromatografi. Istilah kromatografi diberikan karena pada awalnya cara pemisahan ini berhasil memisahkan komponen-komponen zat warna (pigmen) tumbuhan. Pemisahan pada kromatografi terjadi karena perbedaan kelarutan zat-zat dalam pelarut yang bergerak pada bahan penyerap, seperti misalnya kertas saring. Satu tetes kecil larutan campuran zat yang akan dipisahkan diteteskan di dekat ujung bawah kertas saring yang dibentuk seperti pita dan dibiarkan mengering. Selanjutnya, pelarut dibiarkan merambat dari ujung bawah kertas saring ke atas dan melarutkan campuran yang dipisahkan. Pemisahan zat terjadi karena tiap zat bergerak naik dengan laju berbeda akibat perbedaan kelarutan dalam pelarut yang digunakan.
Kadar zat menyatakan susunan zat-zat dalam campuran. Zat penyusun campuran yang jumlahnya cukup besar dibandingkan dengan seluruh campuran, biasanya dinyatakan kadarnya dalam satuan % (persen). Artinya per seratus bagian campuran. Pada campuran antar zat-zat padat kadar % zat-zat pembentuk campuran dinyatakan sebagai perbandingan massazat terhadap 100 bagian massacampuran. Misalnya paduan logam stainless steel yang digunakan sebagai bahan sendok dan beberapa alat rumah tangga lainnya, mengandung 8% nikel, 18% krom, dan 74% besi. Artinya, dalam setiap 100 bagian massa campuran (stainless steel) terdapat 8 bagian massa nikel, 18 bagian massa krom, dan 74 bagian massa besi. Apabila massa stainless steel 100 g, maka massa nikel 8 g, massa krom 19 g, dan massa besi 74 g.
Kadar zat penyusun campuran yang jumlahnya sangat kecil umumnya dinyatakan dalam satuan bpj (bagian per juta) atau ppm (part per million). Salah satu penggunaan satuan bpj adalah untuk menyatakan kadar zat pencemar dalam tanah atau dalam air. Sebagai contoh, kadar raksa (lambang unsur Hg) maksium dalam air adalah 0,01 bpj. Artinya paling tinggi kadar raksa yang boleh ada dalam air minum adalah 0,01 bagianmassa raksa dalam 1.000.000 bagianmassa air minum. Andaikan kita mempunyai 1000 gram air minum, maka maksimum boleh ada raksa sebanyak:
0,01 x 1000 g = 0,00001 g
1000000
(Sumber: Benny Karyadi. Kimia SMA 1).