Pengertian Doa


Angan akan memperlambat anugerah Tuhan kepadamu. Membuatmu berputus asa, meskipun telah bersungguh-sungguh dalam berdoa. Padahal Allah swt menjamin untuk mengabulkan semua doa; menurut apa yang dikehendaki-Nya bukan atas keinginanmu dan pada waktu yang ditentukan-Nya bukan atas waktu yang kamu tentukan.

 

Apabila berkeinginan mendapatkan sesuatu urusan duniawi maupun ukhrawi maka kita akan berusaha bersungguh-sungguh untuk memperolehnya. Jika sudah berusaha dan tidak mampu memperolehnya, kita akan meminta pertolongan kepada orang yang yang mempunyai kemampuan. Jika mereka tidak mampu mewujudkannya, kita akan memohon pertolongan kepada Allah swt, menengadahkan tangan ke langit sambil bercucuran air mata dan suara yang mreayu-rayu menyatakan keinginan kepada-Nya. Jika keinginan belum tercapai, maka terus-menerus bermohon dengan sepenuh hati. Tidak ada kesulitan bagi Allah swt untuk memenuhi keperluan kita. Seandainya Dia menganugerahkan kepada kita semua kekayaan yang ada di dalam bumi dan langit, maka anugerah-Nya itu tidak sedikit pun mengurangi kekayaan-Nya. Begitu pula seandainya Allah swt menahan anugerah-Nya, maka tindakan yang demikian itu tidak sedikit pun akan menambah kekayaan dan kemuliaan-Nya. Jadi, dalam perkara memberi atau menahan tidak sedikit pun memberi akibat kepada ketuhanan Allah swt. Ketuhanan-Nya adalah mutlak, tidak sedikit pun terikat dengan keinginan, doa, dan amal hamba-hamba-Nya.

“Dan Allah berkuasa melakukan apa yang dikehendaki-Nya” (QS. Ibrahim: 27).

“Semuanya itu tunduk di bawah kekuasaan-Nya” (QS. Al-Baqarah: 116).

“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai” (QS. Al-Anbiya: 23).

Sebagian besar dari kita tidak sadar bahwa telah mempersekutukan Allah swt dengan doa dan amal. Kita menjadikan doa dan amal sebagai penentu atau setidak-tidaknya kita menganggapnya untuk tawar-menawar dengan Tuhan. Seolah-olah kita berkata, “Wahai Tuhan! Aku sudah berdoa maka Engkau wajib memenuhinya. Aku sudah beramal maka Engkau wajib membayar upahnya!” Siapakah yang berkedudukan sebagai Tuhan, kita atau Allah swt? Seandainya tahu bahwa diri kita adalah hamba, maka berlakulah sebagai hamba dan jagalah sopan-santun terhadap Sang Tuan. Hak seorang hamba adalah rela atas apapun juga keputusan dan pemberian Tuannya.

Doa adalah bentuk kepasrahan bukan tuntutan. Kita telah berusaha tetapi gagal. Kita telah meminta pertolongan makhluk tetapi itu juga gagal. Apa lagi pilihan yang masih tersisa kecuali menyerahkan segala urusan kepada Tuhan yang di Tangan-Nya terletak segala perkara. Serahkan kepada Allah swt dan tanyalah kepada diri sendiri mengapa Tuhan belum mengabulkan apa yang kita inginkan. Apakah tidak mungkin apa yang kita inginkan dapat mendatang mudharat sehingga karenanya Allah swt Yang Maha Penyayang belum mengabulkannya? Bukankah Allah swt itu Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang, dan Maha Mengetahui?

“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al-Mulk: 14)

“Dialah yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, (dan Dialah jua) yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. At-Thagabun: 18).

“Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?” (QS. Al-Baqarah: 106).

Allah swt Maha Lembut dan Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Allah swt yang bersifat demikian dapat mengganti apa saja dengan yang lebih baik atau yang sama baik. Dia dapat berbuat demikian karena tidak bersekutu dengan siapapun dan Dia Maha Kuasa. Seorang hamba senantiasa meminta pertolongan kepada Tuhan. Apa yang diingini disampaikannya kepada Tuhan. Kadang-kadang satu permintaan berlawanan dengan permintaan yang lain atau satu permintaan itu menghalangi permintaan yang lain. Manusia hanya berfokus kepada satu doa tetapi Allah swt menerima datangnya semua doa dari manusia tersebut. Manusia memiliki kalbu sehingga jiwanya dapat bolak-balik dan keinginannya tidak tetap. Tuhan yang menguasai semua perkara tidak berubah-ubah. Manusia yang telah meminta satu kebaikan boleh jadi meminta pula sesuatu yang tidak baik atau kurang baik. Tuhan yang menentukan yang terbaik untuk hamba-Nya tidak berubah kehendak-Nya.

Katakanlah: “Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi.” Katakanlah: “Kepunyaan Allah.” Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman” (QS. Al-An’am: 12).

Orang yang beriman selalu mendoakan:

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS. Al-Baqarah: 201).

Hamba yang mendapat rahmat dari Allah swt doanya di atas diterima dan doa tersebut menjadi induk atas segala doa-doanya. Doa yang telah diterima oleh Allah swt menahan doa-doa yang lain. Jika di kemudian hari si hamba meminta sesuatu yang mendatangkan kebaikan hanya kepada penghidupan dunia saja, tidak untuk akhirat dan tidak menyelamatkannya dari api neraka, maka doa induk di atas menahan doa yang datang belakang. Hamba tersebut dipelihara dari datangnya sesuatu yang menggerakannya ke arah yang ditunjukkan oleh doa induk di atas. Jika permintaannya sesuai dengan doa induk di atas, dia akan dipermudah mendapat apa yang dimintanya itu.

Oleh sebab itu, doa adalah kepasrahan kepada Yang Maha Penyayang dan Maha Mengetahui. Menghadaplah kepada-Nya dan berserah diri kepada-Nya serta ucapkan, “Wahai Tuhanku Yang Maha Lemah-Lembut, Maha Mengasihi, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana! Daku adalah hamba yang bersifat tergesa-gesa, lemah dan bodoh. Daku mempunyai keinginan tetapi tidak mengetahui akibatnya bagiku, sedangkan Engkau Maha Mengetahui. Seandainya keinginan ini baik akibatnya bagi dunia dan akhiratku dan melindungiku dari api neraka maka karuniakan ia kepdaku pada saat yang baik bagiku untuk menerimanya. Jika kesudahannya buruk bagi dunia dan akhiratku dan mendorongku ke neraka, maka jauhkan ia dariku dan cabutlah keinginanku terhadapnya. Sesungguhnya Engkaulah Tuhanku Yang Maha Mengerti dan Maha Berdiri Sendiri.”

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia) (QS. Al-Qashash: 68).

Tinggalkan komentar