Aurad Khalwat


Khalwat dilaksanakan dan bila mampu sambil berpuasa dan melaksanakan shalat lima waktu berjamaah di masjid pada waktunya; melaksanakan sunat-sunatnya, syarat-syarat dan rukun-rukunnya dengan sempurna. Shalat sunat 12 rakaat pada tengah malam, yaitu shalat tahajud dengan tiap dua rakaat satu salam, karena Rasul saw bersabda:

“Shalat malam itu dua rakaat dua rakaat. Selanjutnya shalat sunat Witir tiga rakaat”.

Allah berfirman:

“Pada malam hari laksanakanlah Tahajud sebagai pekerjaan sunnah bagimu”.

Allah berfirman: “Lambung mereka jauh dari tempat tidur”.

Selanjutnya shalat sunnah dua rakaat setelah terbit matahari, yaitu shalat Israq. Kemudian dua rakaat shalat Isti’azah; rakaat pertama membaca surah Al-Falaq; rakaat kedua surah An-Nas. Selanjutnya dua rakaat Istikharah dengan membaca Ayat Qursi sekali, Al-Ikhlas tujuh kali pada rakaat pertama dan kedua.  Selanjutnya enam rakaat shalat Dhuha dengan membaca surah yang sesuai kemampuan. Dilanjutkan dengan dua rakaat shalat Kaffaratul Bauli (shalat melebur dosa dari kencing); setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca surah Al-Kautsar tujuh kali. Shalat ini juga merupakan shalat yang menyelamatkan manusia dari siksa kubur. Nabi bersabda:

“Bersucilah kamu sekalian dari air kencing, sebab kebanyakan siksa kubur itu diakibatkan dari kecerobohan air kencing”.

Selanjutnya shalat empat rakaat, jika ia bermadzhab Imam Hanafi, laksanakan empat rakaat sekaligus; dan bila bermadzhab Imam Syafi’i laksanakan dua rakaat-dua rakaat pada siang hari. Bila dilakukan pada malam hari, baik bermadzhab Hanafi dan Syafi’i dilaksanakan dua rakaat-dua rakaat, yaitu shalat Tasbih.

Sifatnya di dalam madzhab Imam Hanafi jika waktu siang dengan niat: “Aku niat bershalat karena Allah, empat rakaat shalat Tasbih”. Kemudian bertakbiratul ihram, membaca tawajuh, dan bertasbih lima belas kali, yaitu “Subhanallah wal Hamdulillah wa Laa Ilaha Illallah Huwallahu Akbar. Laa Haula wa Laa Quwwata illa billahi ‘aliyyil ‘azhim” (Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah dan tiada Tuhan selain Allah, Allah Yang Maha Besar, dan tiada daya dan upaya kecuali oleh Allah Yang Maha Tinggi dan Agung). Kemudian membaca surah Al-Fatihah dan membaca satu surah atau ayat-ayat dari surah-surah yang panjang, seperti akhir surah Al-Baqarah; dilanjutkan dengan bertasbih sepuluh kali; lalu ruku’ dan membaca “Subhana rabiyal azhimi wabihamdi” tiga kali dan tasbih sepuluh kali kemudian ia bersujud dan membaca dalam sujudnya “Subhana rabiyal a’la wabihamdi” tiga kali, bertasbih sepuluh kali; lalu duduk antara dua sujud, bertasbih sepuluh kali; sujud lagi bertasbih sepuluh kali dan duduk bertasbih sepuluh kali lalu berdiri masuk pada rakaay kedua seperti bacaan pada rakaat pertama, hanya ditambah dengan “Tahiyyat”, lalu melaksanakan rakaat ketiga dan keempat. Maka bilangan tasbih pada setiap rakaat adalah tujuh puluh lima kali. Dan bilangan tasbih pada dua rakaat adalah seratus lima puluh kali. Dan bilangan tasbih pada empat rakaat adalah sebanyak tiga ratus kali.

Adapun tataara shalat Tasbih pada madzhab Imam Syafi’i baik dilaksanakan pada siang maupun malam hari adalah sebagai berikut: Pertama, niat: Niat bersholat dua rakaat shalat Tasbih. Kemudian takbiratul ihram; membaca tawajjuh; membaca Al-Fatihah;

–       Membaca surah lalu bertasbih lima belas kali;

–       Ketika ruku’ bertasbih sebanyak sepuluh kali;

–       Ketida i’tidal bertasbih sebanyak sepuluh kali;

–       Ketika sujud bertasbih sebanyak sepuluh kali;

–       Ketika duduk antara dua sujud sebanyak sepuluh kali;

–       Ketika sujud kedua bertasbih sebanyak sepuluh kali;

–       Ketika duduk istirahat setelah sujud kedua sebanyak sepuluh kali.

Kemudian melanjutkannya pada rakaat kedua hingga di akhir dengan duduk terakhir membaca tasbih sepuluh kali dan membaca tahiyyat sehingga akhir dan bertasbih sepuluh kali dan memberi salam. Begitu pula dua rakaat yang terakhir.

Shalat Tasbih ini wajib dilaksanakan bagi orang yang berkhalwat, sekali dalam sehari semalam. Kalau tidak mampu, satu Jumat sekali. Kalau masih tidak mampu, sebulan sekali. Alau masih tidak mampu, setahun sekali. Kalau masih tidak mampu, satu kali seumur hidup.

Nabi saw bersabda kepada pamannya Sayyidina Abbas ra:

“Orang yang melaksanakan shalat Tasbih ini akan diampuni seluruh dosanya, walaupun lebih banyak daripada bilangan pasir dan bilangan bintang-bintang di langit dan hitungan segala sesuatu yang ada di atas bumi”.

Bagi orang yang sedang bersuluk, seyogyanya membaca Doa Saifi sekali atau dua kali sehari semalam; dan membaca Al-Quran kira-kira dua ratus ayat dan melaksanakan zikir sebanyak-banyaknya. Zikir jahar dilakukan bila ia berada pada tingkatan zikir jahar, begitu pula berzikir khafi bila ia berada pada tingkatan zikir khafi. Maqam zikir khafi adalah setelah hidupnya hati dan setelah berkemampun bicara dengan lisan sirri, sebagaimana firman Allah:

“Berzikirlah kamu kepada Allah, sebagaimana Allah telah memberi hidayah kepadamu”.

Yakni sesuai dengan martabat zikirmu. Selanjutnya pada setiap maqam ada nama tertentu dan tatakrama tertentu yang diketahui oleh para ahlinya. Juga membaca surah Al-Ikhlas sehari seratus kali, shalawat kepada Nabi saw sehari seratus kali dan membaca dan mengucap Istighfar yang artinya:

“Aku mohon ampunan kepada Allah yang tiada Tuhan kecuali Dia Yang Hidup dan Yang Ada tanpa diciptakan dari segala dosa yang telah aku perbuat dan yang akan datang dan dosa yang terang-terangan dan yang tersembunyi dan yang berlebihan dan segala dosa yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkau Yang Maha Awal dan Engkau Yang Maha Kekal dan Engkau berkuasa terhadap segala sesuatu”, seratus kali dan bila mampu tambahlah pekerjaan sunnah dan bacaan-bacaan.

Tinggalkan komentar