Arsip untuk dari hasil

Chi Kuadrat

Posted in Chi Kuadrat with tags , , , , , on Mei 11, 2012 by isepmalik

Metode chi-kuadrat (χ2) digunakan untuk mengadakan pendekatan (mengestimate) dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fe) dari sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan atau tidak. Untuk mengatasi permasalahan seperti ini, maka perlu diadakan teknik pengujian yang dinamakan pengujian χ2.

Metode χ2 menggunakan data nominal (diskrit), data tersebut diperoleh dari hasil menghitung. Sedangkan besarnya nilai χ2 bukan merupakan ukuran derajat hubungan atau perbedaan.

Cara menguji χ2 pertama buatlah hipotesis berbentuk kalimat, tetapkan tingkat signifikansi, hitunglah nilai χ2, buatlah kaidah keputusan yaitu jika χ2hitung > χ2tabel, maka Ho artinya signifikan, carilah χ2tabel dengan menggunakan Tabel χ2 kemudian buatlah perbandingan antara χ2hitung dengan χ2tabel, yang terakhir simpulkan.

(Sumber: Riduwan. (2011). Pengantar Statistik).

Keadaan Lingkungan Sel

Posted in Metabolisme Sel with tags , , , , , on Mei 8, 2012 by isepmalik

Sel adalah suatu mesin kimia. Sel memperoleh bahan dan energi dari lingkungannya dan mengubahnya di dalam sel melalui proses kimia yang merupakan metabolisme dari sel-sel tersebut. Pada akhirnya sel-sel tersebut mengembalikan sebagian dari hasil akhir proses itu kepada lingkungannya.

 

Keadaan Lingkungan Sel

Apakah yang merupakan lingkungan sel-sel itu? Lingkungan suatu sel selamanya berupa cairan. Hal ini jelas jika kita ingat akan amuba yang hidup di dalam kolam. Tetapi bila kita ingat akan sel-sel organisme darat multiseluler seperti pohon atau manusia, hal ini tidak dapat terlihat dengan jelas. Meskipun demikian, tiap sel hidup dari organisme ini dikelilingi oleh suatu cairan. Sebagai contoh sel-sel badan kita terdapat di dalam cairan interstisium yang berasal dari darah. Tetapi anda dapat bertanya, bagaimana dengan kulit saya? Sel kulit yang terletak paling luar adalah sel-sel mati. Di bawah lapisan sel-sel mati inilah terdapat sel-sel hidup yang sebagaimana halnya dengan sel hidup lainnya, selalu berada di dalam suatu cairan. Dan kenyataannya di mana terdapat sel-sel hidup yang langsung berhubungan dengan dunia luar, seperti pada epitel yang melapisi saluran-saluan pernapasan dan kornea mata, ada sel kelenjar yang selalu menjaga agar permukaan tersebut tetap basah. Nama umum dari cairan yang mengelilingi sel-sel itu adalah cairan ekstra sel atau CES. Tiap molekul atau ion yang diperlukan suatu sel diperoleh dari cairan ekstra sel ini dan hasil atau limbah yang dibuat oleh sel itu ditampung dalam cairan tersebut.

(Sumber: John W. Kimball. (1992). Biologi Jilid 1).

Aldehida dan Keton

Posted in Aldehida dan Keton with tags , , , , , on April 27, 2012 by isepmalik

1. Aldehida dan keton adalah dua golongan senyawa organik yang masing-masing tersusun dari unsur-unsur C, H, dan O, dan mempunyai gugus karbonil (-C=O). Rumus umum aldehida adalah:

dan rumus umum keton adalah

Kedua golongan senyawa tersebut mempunyai gugus karbonil, tetapi berbeda rumus umumnya, sehingga di antara keduanya terdapat persamaan dan perbedaan.

2. Tatanama aldehida, seperti halnya golongan senyawa organik lainnya, dapat diberikan dengan dua sistem, yaitu sistem IUPAC dan trivial. Dalam tatanama IUPAC, nama aldehida menggunakan akhiran –al sebagai pengganti akhiran –a dalam nama alkana yang terkait. Untuk nama trivialnya, dikaitkan dengan nama asam karboksilat yang diperoleh dari hasil oksidasi aldehidanya. Selanjutnya akhirat –at dalam nama asam tersebut dibuang dan diganti dengan kata aldehida.

3. Tatanama keton menurut sistem IUPAC adalah dengan menggunakan akhirat –on sebagai pengganti akhira –a dalam nama alkana yang terkait. Dalam tatanama trivial, pemberian nama keton adalah dengan menyebut nama gugus-gugus alkil yang terikat pada gugus karbonil, kemudian diikuti dengan kata keton.

4. Dalam hal wujud fisiknya, formaldehida dan asetaldehida berupa gas, suku-suku aldehida yang mengandung 3-12 atom C berwujud cairan dan selebihnya berwujud zat padat. Keton yang mengandung 3-13 atom C berupa cairan, dan yang selebihnya berwujud zat padat. Suku-suku rendah dalam golongan aldehida dan keton dapat larut dalam air, sedangkan suku-suku yang tinggi sukar atau tidak dapat larut dalam air.

5. Aldehida dapat dibuat dengan cara: (a) oksidasi alkohol primer, (b) mengalirkan uap alkohol primer di atas tembaga panas, (c) memanaskan garam kalsium monokarboksilat jenuh bersama-sama dengan garam kalsium format. Untuk membuat keton, adalah dengan cara: (a) oksidasi alkohol sekunder, (b) mengalirkan uap alkohol sekunder di atas tembaga panas, (c) memanaskan garam kalsium monokarboksilat jenuh.

6. Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada aldehida adalah: (a) oksidasi oleh (K2Cr2O7 + H2SO4), menghasilkan asam karboksilat (aldehida dapat pula mereduksi larutan Fehling dan larutan Tollens), (b) reduksi oleh hidrogen dengan katalis logam Cu, menghasilkan alkohol primer, (c) NaHSO3; NH3; HCN; NH2OH; C6H5NHNH2; alkohol; dan pereaksi Grignard adalah senyawa-senyawa yang dapat mengadisi pada aldehida, (d) halogen dapat mensubstitusi atom H yang diikat oleh atom C, (e) PCl5 dengan aldehida mengakibatkan atom O pada aldehida digantikan oleh 2 atom Cl, (f) formaldehida bila berpolimerisasi menghasilkan paraformaldehida, dan asetaldehida bila berpolimerisasi menghasilkan paraldehida, (g) aldehida yang memiliki atom H dengan larutan alkali encer atau ZnCl2, dapat berkondensasi aldol, (h) khusus untuk formaldehida: dapat membentuk heksametilentetramina bila direaksikan dengan NH3, dapat mengalami oksidasi dan reduksi secara serentak bila bereaksi dengan basa kuat (reaksi Cannizzaro), dapat menghasilkan pentaeritritol bila bereaksi dengan asetaldehida, dan dapat membentuk resin “Bakelite” bila bereaksi dengan fenol.

7. Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada keton adalah: (a) oksidasi, yang menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom C lebih sedikit daripada keton asalnya, (b) sejumlah zat seperti yang disebutkan dalam reaksi adisi pada aldehida, dapat pula mengadisi pada keton, (c) reduksi, yang menghasilkan alkohol sekunder, (d) dengan PCl5, keton bereaksi sebagaimana halnya pada aldehida, (e) dengan aldehida/ keton dalam lingkungan asam (HCl) terjadi kondensasi, (f) semua metil keton dengan I2 dan NaOH menghasilkan iodoform (CHI3), (g) khusus untuk aseton bila direaksikan dengan H2SO4 pekat menghasilkan mesitilena (1,3,5-trimetilbenzena).

8. Contoh kegunaan aldehida/ keton dalam kehidupan sehari-hari adalah: (a) larutan formaldehida dalam air dengan konsentrasi 35-40% yang dinamakan formalin, digunakan untuk germisida, (b) paraldehida yang merupakan hasil polimerisasi asetaldehida digunakan untuk akselerator dalam vulkanisasi karet, (c) aseton banyak digunakan untuk pelarut, membuat plastik, dan membuat zat warna.