1. Aldehida dan keton adalah dua golongan senyawa organik yang masing-masing tersusun dari unsur-unsur C, H, dan O, dan mempunyai gugus karbonil (-C=O). Rumus umum aldehida adalah:
dan rumus umum keton adalah
Kedua golongan senyawa tersebut mempunyai gugus karbonil, tetapi berbeda rumus umumnya, sehingga di antara keduanya terdapat persamaan dan perbedaan.
2. Tatanama aldehida, seperti halnya golongan senyawa organik lainnya, dapat diberikan dengan dua sistem, yaitu sistem IUPAC dan trivial. Dalam tatanama IUPAC, nama aldehida menggunakan akhiran –al sebagai pengganti akhiran –a dalam nama alkana yang terkait. Untuk nama trivialnya, dikaitkan dengan nama asam karboksilat yang diperoleh dari hasil oksidasi aldehidanya. Selanjutnya akhirat –at dalam nama asam tersebut dibuang dan diganti dengan kata aldehida.
3. Tatanama keton menurut sistem IUPAC adalah dengan menggunakan akhirat –on sebagai pengganti akhira –a dalam nama alkana yang terkait. Dalam tatanama trivial, pemberian nama keton adalah dengan menyebut nama gugus-gugus alkil yang terikat pada gugus karbonil, kemudian diikuti dengan kata keton.
4. Dalam hal wujud fisiknya, formaldehida dan asetaldehida berupa gas, suku-suku aldehida yang mengandung 3-12 atom C berwujud cairan dan selebihnya berwujud zat padat. Keton yang mengandung 3-13 atom C berupa cairan, dan yang selebihnya berwujud zat padat. Suku-suku rendah dalam golongan aldehida dan keton dapat larut dalam air, sedangkan suku-suku yang tinggi sukar atau tidak dapat larut dalam air.
5. Aldehida dapat dibuat dengan cara: (a) oksidasi alkohol primer, (b) mengalirkan uap alkohol primer di atas tembaga panas, (c) memanaskan garam kalsium monokarboksilat jenuh bersama-sama dengan garam kalsium format. Untuk membuat keton, adalah dengan cara: (a) oksidasi alkohol sekunder, (b) mengalirkan uap alkohol sekunder di atas tembaga panas, (c) memanaskan garam kalsium monokarboksilat jenuh.
6. Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada aldehida adalah: (a) oksidasi oleh (K2Cr2O7 + H2SO4), menghasilkan asam karboksilat (aldehida dapat pula mereduksi larutan Fehling dan larutan Tollens), (b) reduksi oleh hidrogen dengan katalis logam Cu, menghasilkan alkohol primer, (c) NaHSO3; NH3; HCN; NH2OH; C6H5NHNH2; alkohol; dan pereaksi Grignard adalah senyawa-senyawa yang dapat mengadisi pada aldehida, (d) halogen dapat mensubstitusi atom H yang diikat oleh atom C∞, (e) PCl5 dengan aldehida mengakibatkan atom O pada aldehida digantikan oleh 2 atom Cl, (f) formaldehida bila berpolimerisasi menghasilkan paraformaldehida, dan asetaldehida bila berpolimerisasi menghasilkan paraldehida, (g) aldehida yang memiliki atom H∞ dengan larutan alkali encer atau ZnCl2, dapat berkondensasi aldol, (h) khusus untuk formaldehida: dapat membentuk heksametilentetramina bila direaksikan dengan NH3, dapat mengalami oksidasi dan reduksi secara serentak bila bereaksi dengan basa kuat (reaksi Cannizzaro), dapat menghasilkan pentaeritritol bila bereaksi dengan asetaldehida, dan dapat membentuk resin “Bakelite” bila bereaksi dengan fenol.
7. Reaksi-reaksi yang dapat terjadi pada keton adalah: (a) oksidasi, yang menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom C lebih sedikit daripada keton asalnya, (b) sejumlah zat seperti yang disebutkan dalam reaksi adisi pada aldehida, dapat pula mengadisi pada keton, (c) reduksi, yang menghasilkan alkohol sekunder, (d) dengan PCl5, keton bereaksi sebagaimana halnya pada aldehida, (e) dengan aldehida/ keton dalam lingkungan asam (HCl) terjadi kondensasi, (f) semua metil keton dengan I2 dan NaOH menghasilkan iodoform (CHI3), (g) khusus untuk aseton bila direaksikan dengan H2SO4 pekat menghasilkan mesitilena (1,3,5-trimetilbenzena).
8. Contoh kegunaan aldehida/ keton dalam kehidupan sehari-hari adalah: (a) larutan formaldehida dalam air dengan konsentrasi 35-40% yang dinamakan formalin, digunakan untuk germisida, (b) paraldehida yang merupakan hasil polimerisasi asetaldehida digunakan untuk akselerator dalam vulkanisasi karet, (c) aseton banyak digunakan untuk pelarut, membuat plastik, dan membuat zat warna.